Trik Apik Bisnis Ternak Jangkrik


Bambang Setiawan, 28 tahun, terbilang sukses membudidayakan jangkrik untuk pakan ikan dan burung. Alumni Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung (ITB) itu bisa meraup omzet sekitar Rp 10 juta-Rp 14 juta per hari dari kerajaan jangkrik dibangun di Desa Bakung Kidul, Kecamatan Jamblang, Kabupaten Cirebon.

Bambang memulai bisnis jangkrik di penghujung 2010. Kala itu, dia melihat produksi jangkrik tak stabil. Terkadang jumlahnya di bawah kebutuhan pasar.

Saking serius menggarap potensi ekonomi dari kerabat dekat belalang itu, dia rela menyetop sejumlah bisnis sudah lama dijalaninya. Semisal berjualan plastik dan mainan anak.

Bermodal Rp 7 juta, Bambang membeli sekitar 250 kilogram jangkrik, terbagi dalam 50 kotak, dan 2,5 kilogram telur jangkrik.

"Mencoba terobosan bisnis lain, karena selama ini peluang bisnis dari pertanian dan peternakan terbuka luas di Indonesia," kata Bambang kepada merdeka.com.

Indonesia memiliki lebih dari seribu varietas jangkrik. Varietas paling banyak diternak adalah jangkrik alam dan kalung untuk pakan ikan dan burung.

Secara umum, panen jangkrik memerlukan waktu sekitar 2-3 bulan.

Bagi Anda berminat ternak Jangkrik, patut mencoba sejumlah trik di bawah ini:

1. Buat kandang jangkrik semirip habitat aslinya.
Caranya dengan mengolesi dinding kandang dengan lumpur sawah dan taburi dedaunan kering, berfungsi sebagai tempat persembunyian jangkrik.

Ukuran kandang bisa disesuaikan dengan jumlah populasi jangkrik yang akan budidayakan. Umumnya, kandang jangkrik berbentuk segi panjang dengan tinggi 30-55 cm, lebar 70-100 cm dan panjang 120-200 cm.

Kandang jangkrik bisa dibuat bersusun dengan kaki penyangga dilumuri oli atau minya. Hal itu untuk menghindari gangguan binatang lain seperti tikus, semut, dan serangga lain.
Pada bagian dinding atas kandang sebaiknya dilapisi dengan lakban supaya jangkrik tidak bisa merayap keluar. Salah satu sisi kandang juga sebaiknya dilapisi kain kasa untuk mempermudah sirkulasi udara.

2. Pilih calon indukan usia 10-20 hari
Pilih calon indukan jangkrik berusia sekitar 10-20 hari. Berkondisi sehat dan tidak cacat. Sebaiknya, indukan jangkrik berasal dari habitat aslinya atau alam bebas lantaran punya ketahanan tubuh lebih baik ketimbang indukan hasil peliharaan.

Pengembangbiakkan jangkrik dilakukan lewat perkawinan indukan jantan dan betina. Proses bertelurnya bisa secara alami dan sesar. Perlu diingat, sesar lebih berpotensi mematikan indukan betina dan telur yang diperoleh bisa merata tuanya. Akibatnya daya tetasnya menjadi rendah.

Perhatikan betul makanan untuk jangkrik sudah berusia 10 hari. Pada umumnya makanan yang diberikan seperti singkong, ubi, sayuran dan dedaunan. Jika anakan jangkrik kurang asupan bisa menyebabkan kanibalisme.

3. Jangkrik bersayap tak laku dijual
Bagi Anda ingin menjual telur jangkrik, bisa menempatkannya pada kain basah berisi pasir atau tanah. Anda bisa menaruh satu sendok telur jangkrik di setiap lipatan kain untuk kemudian siap dijual.

Jangkrik dewasa bisa dipanen pada usia pada usia 40-50 hari atau 55-70 hari.
"Kalau sudah besar hanya stock 2 sampai 3 hari, kalau sudah bersayap maka tidak akan laku. Peternak biasanya salah memasarkan lalu merugi, saat panen tidak terjual," kata dia.


Sumber: Merdeka.com