Produksi telur yang tinggi
dapat dijadikan salah satu tolak ukur keberhasilan suatu peternakan unggas. Tidak
ada cara rahasia maupun khusus. Tetapi ada beberapa hal yang harus dilakukan
untuk meningkatkan produksi telur ini. Mulai dari faktor internal seperti
ternak itu sendiri maupun faktor eksternal seperti lingkungan. Produksi dan
kualitas telur akan tercapai secara maksimal apabila kualitas pakan yang
diberikan mencukupi sesuai umur dan tatalaksana pemeliharaan dan akan tercapai
secara efisien apabila tersedia pakan murah dengan kandungan nutrisi yang dapat
memenuhi kebutuhan nutrisi ternak ayam maupun puyuh.
Ternak seperti ayam, puyuh
maupun ternak unggas yang lain akan mengalami penurunan produksi telur seiring
dengan bertambahnya umur (Sudah tua). Produksi telur akan mencapai puncak
seiring dengan bertambahnya umur (Usia Puncak) dan akan mengalami penurunan
produksi setelah mengalami puncak produksi.
Bobot telur dipengaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya genetik, umur saat dewasa kelamin, suhu
lingkungan, tipe kandang, pakan, air dan penyakit (Ensminger, 1992). Menurut
Anggorodi (1995), faktor yang mempengaruhi besar telur adalah tingkat dewasa
kelamin, protein dan asam amino yang cukup dalam ransum. Faktor lain yang
mempengaruhi besar telur adalah kandungan kalsium dan fosfor dalam ransum.
Berikut ini yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan produksi telur:
FAKTOR GENETIK
Faktor genetik ditentukan
oleh jenis strain ternak yang dipelihara, Faktor genetik yang mempengaruhi
produksi telur adalah umur masak kelamin seperti yang disebutkan Anggarayono et
al. (2008) bahwa faktor genetik merupakan faktor yang menetukan kemampuan produksi.
Sehingga dalam pemeliharaan
ternak unggas untuk mendapatkan produski telur yang tinggi perlu dilakukan
penyeleksian. Anda dapat memilih ternak dari keturunan yang mempunyai produksi
telur yang tinggi pula.
FAKTOR PAKAN
Kuantitas dan kualitas pakan
yang diberikan sangat menentukan terhadap produksi dan kualitas telur baik
secara fisik/ ekternal maupun secara kimiawi/ internal. Terpenuhinya kebutuhan
akan nutrisi tersebut, akan menghasilkan telur berkualitas, dan juga ikut
berperan dalam meningkatkan jumlah produksi telur.
Defisiensi nutrisi dalam
ransum akan mengurangi bobot telur. Salah satunya defisiensi vitamin D. Vitamin
D berhubungan dengan metabolisme kalsium, sehingga penting dalam pembentukan
kerabang (Campbell et al., 2003) dan Sukamto (2009) menambahkan bahwa kegemukan
pada ayam petelur berpengaruh terhadap penurunan produksi telur. Oleh karena
itu, dalam penyusunan pakan unggas harus diperhitungkan keseimbangan energi dan
protein yang sesuai dengan kemampuan produksi.
Daghir (1998) menyatakan,
bahwa kebutuhan protein untuk meproduksi telur tergantung pada beberapa faktor
yaitu tingkat energy dalam ransum, temperatur lingkungan, cekaman dan kualitas
protein yang ada dalam ransum. Upaya optimalisasi produksi telur salah satunya
dapat dilakukan dengan perbaikan pakan dan membuat pakan murah dengan tetap
memperhatikan kandungan zat-zat nutrien di dalamnya (Muryanto et al. 1994).
Penyusunan pakan pada prinsipnya yaitu membuat pakan dengan kandungan gizi
sesuai dengan kebutuhan ternak.
Hal perlu diperhatikan dalam
pemberian pakan adalah:
Saat melakukan pergantian
pakan dari periode grower ke layer harus dilakukan secara bertahap agar ternak
dapat beradaptasi dengan kualitas ransum yang baru.
Sebelum dan sesudah
pergantian ransum berikan multivitamin atau obat anti stress.
Pemberian pakan jangan
sampai terlambat karena akan berpengaruh terhadap produksi telur.
Air minum harus diberikan
secara adlibitum (terus menerus). Perhatikan juga kualitas air minum baik
fisik, kimia maupun kandungan mikroorganismenya
FAKTOR PENCAHAYAAN
Menurut Triyanto (2007),
Periode layer kebutuhan cahaya sangat penting untuk proses pembentukan ovum.
Kecukupan cahaya akan mempengaruhi produksi hormon dan selanjutnya akan
menentukan produksi ovum. Produksi ovum yang optimal akan menyebabkan produksi
telur juga akan optimal. Fase grower cahaya sangat berpengaruh terhadap dewasa
kelamin. Intensitas cahaya baik yang berasal dari matahari maupun lampu
penerangan diminimalkan. Intensitas dan lama penyinaran pada fase layer sangat
berpengaruh terhadap produksi dan ukuran telur (Johari, 2005).
Hal yang perlu diperhatikan
dalam pencahayaan:
Anda dapat menggunakan lampu
dengan warna merah orange
Sebaran cahaya lampu harus
merata agar semua ternak dapat terkena cahaya.
FAKTOR LINGKUNGAN
Temperatur lingkungan yang
tinggi akan menyebabkan ukuran telur serta produksi telur menurun hal ini
sebagai hasil menurunnya konsumsi nutrisi pada ternak unggas, terutama energi
dan protein (North dan Bell, 1990). Temperatur atau suhu yang tinggi juga akan
membuat ternak unggas menjadi stress. Energi yang seharusnya dapat digunakan
untuk memproduksi telur malah digunakan untuk energi stress maupun panting.
Hal yang perlu diperhatikan
dalam Lingkungan:
Menjaga kondisi peternakan
agar nyaman untuk pemeliharaan ternak unggas, seperti cukup tersedia ventilasi
udara agar sirkulasi udara lancar agar kandang tidak terlalu panas.
Hindari juga hal-hal yang
akan menyebabkan ternak menjadi stress.
Melakukan program kesehatan
seperti vaksinasi dan pemberian antibiotik untuk memberikan kekebalan terhadap
tubuh ternak dan mencegah adanya infeksi penyakit
Sumber: http://www.ilmuternak.com