Ulat Hongkong atau Meal Worm adalah jenis ulat yang merupakan bagian dari siklus species serangga Tenebrio Molitor. Dalam siklus hidupnya, serangga yang berwarna hitam tersebut mengalami metamorfosis dari telor - larva - kepompong (pupa) lalu menjadi serangga. Pada tahap sebagai larva tersebut dikenal sebagai ulat Hongkong. Ulat yang panjang tubuhnya 2-3 cm tersebut merupakan makanan bergizi sebagai extra fooding untuk burung.
Serangga jenis Tenebrio
Molitor termasuk kedalam keluarga Tenebrionidae yang tersebar hampir
di seluruh wilayah daratan bumi. Panjang tubuh serangga ini antara 1,2 cm
hingga 1,6 cm dengan warna merah atau hitam. Serangga nokturnal ini sering
ditemukan di karpet kotor, di sekitar toilet, atau pada pohon-pohon kering.
Dalam daur hidupnya yang berlangsung 4 tahap, diperlukan sekitar 3 - 4 bulan
untuk mencapai ukuran serangga dewasa.
Pada fase telur, ukurannya
hanya sekitar 1,8 mm, kemudian akan menetas setelah tujuh hari menjadi larva
yang berwarna putih. Kemudian pada fase larva (ulat hongkog), warnanya mulai
berubah kuning kecoklatan dan akan mengalami pergantian kulit sebanyak 13-15
kali. Pada fase inilah penjualan dilakukan ke peternak burung atau
sebagai pakan ikan. Kemudian setelah tiga bulan, larva akan mengalami hibernasi
menjadi kepompong. Setelah dua minggu, kepompong mulai pecah menjadi serangga
kecil dan siap menjadi indukan yang akan menghasilkan telur. Begitulah
seterusnya!
Persiapan Perlengkapan
Dalam usaha budidaya ulat
hongkong, beberapa perlengkapan yang harus disiapkan antara lain:
Kandang (rumah) pemeliharaan yang terbuat dari papan triplek atau kotak berbahan plastik. Sementara bangunan secara keseluruhan dibuat permanen untuk menghindari serangan tikus atau semut serta 95% bangunan tertutup. Suhu ruangan yang baik berkisar antara 28-30°C.
Media pemeliharaan sebagai tempat perkembangbiakan, terdiri dari campuran ampas tahu kering dan dedak halus (polard).
Setelah peralatan dan bibit tersedia, maka kegiatan pembudidayaan siap dimulai. Indukan serangga Tenebrio yang di letakkan pada sebuah tempat tertutup dibiarkan melakukan perkawinan untuk menghasilkan telur. Jumlah induk sekitar 250 gr tiap kotak peti. Taruh kapas pada alas kotak peti sebagai media peletakan telur serangga. Biasanya kapas telah berisi telur setiap minggu, jadi ganti seminggu sekali kapasnya. Letakkan pada kotak lain agar dapat menetas menjadi larva ulat hongkong yang siap jual.
Pemeliharaan
Agar ukuran ulat hongkong
menjadi besar-besar, maka diberikan banyak makanan. Bahan pakan berupa limbah
dapur seperti sayuran, mentimun, buah pisang dan lainnya. Begitu juga dengan
induknya. Harga 1kg ulat hongkong berkisar 20.000 - 30.000 rupiah. Demikian
sekilas tentang usaha budidaya Ulat Hongkong yang menurut stigma sebagian orang
adalah menjijikan namun sebenarnya cukup menjanjikan.