Jenis-Jenis Cacing Yang Bisa Dibudidayakan


Sebagai pemula yang sedang mencari  tahu mengenai dunia peternakan cacing tanah / budidaya cacing tanah pasti yang sering di tanyakan mengenai hal jenis cacing tanah, Lho apa bedanya cacing tanah pada umumnya?

Dan yang sering mereka bayangkan dan angankan memang cacing tanah alam / liar yang hidup di kebun pekarangan rumah dan sebagainya. Hal ini wajar karena belum tahu ilmu pengetahuanya saja.

Sebenarnya hal rasa ingintahu dan penasan tinggi inilah yang akan mendampingi kesuksesan budidaya cacing tanah ini, kenapa demikian? karena semangat, pikiran positif dan rasa ingin tahu untuk belajar dan terus belajar ini lah yang akan menentukan.
Cacing yang selama ini kita ketahui secara awam tenyata memiliki banyak jenis. Terlebih untuk dibudidaya, jenis cacing tanah yang dipilih tergolong lebih spesifik. Berikut ini ada jenis-jenis cacing tanah yang menjadi pilihan untuk budidaya.

Eisenia fetida
Ukuran tubuh cacing ini berkisar antara 7-8 cm dan berwarna coklat kemerahan dengan segmen berwarna cerah sehingga biasa disebut cacing Tiger atau cacing merah. Tubuhnya berbentuk silindris dan gerakannya lamban. Cacing ini biasanya ditemukan pada tumpukan bahan organik, sampah rumah tangga, atau di bawah batang pisang yang membusuk. Cacing ini juga termasuk dalam cacing budidaya dari Eropa yang cukup terkenal karena ketahanannya hidup di temperatur 18 - 27°C.

Lumbricus rubellus
Lumbricus rubellus atau cacing ekor kuning merupakan jenis cacing asal Eropa yang paling banyak dibudidayakan dan biasa digunakan dalam industri farmasi, kosmetik, pakan hewan, serta konsumsi bagi manusia. Cacing yang biasa hidup di atas permukaan tanah ini memiliki ukuran tubuh yang kecil dengan panjang 8 - 14 cm. Warna tubuh pada bagian punggung berwarna cokelat cerah hingga ungu kemerahan, perut berwarna krem, serta ekor kekuningan. Bentuk tubuh membulat dengan panjang agak memipih. Gerakannya lamban dan memiliki kadar air dalam tubuh sekitar 70-78%.

Eudrilus eugeniae
Cacing yang disebut African Nightcrawler ini biasa dibudidayakan untuk diambil kascingnya. Cacing yang berwarna merah keunguan ini hanya dapat hidup di temperatur 24-30°C namun mempunyai kemampuan reproduksi yang tinggi. Cacing African Nightcrawler mempunyai ukuran tubuh lebih besar dari cacing ekor kuning dan bisa mencapai panjang 20 cm.

Perionyx exavatus
Cacing ini merupakan cacing lokal yang bentuknya seperti kalung sehingga biasa disebut cacing kalung. Ukuran tubuhnya relatif lebih besar dibandingka dengan jenis cacing tanah lainnya. Bentuk tubuhnya membulat, berwarna coklat keunguan, dan sedikit kelabu. Cacing ini biasa hidup di sekitar kotoran ternak dan di bawah batang pisang yang membusuk.

Pheretima sp.
Cacing lokal yang memiliki warna tubuh kuning kecoklatan, gerakannya lamban, dan melingkar jika tubuhnya disentuh ini biasa disebut cacing koot. Ukuran tubuh cacing ini sedikit lebih pendek dari cacing kalung. Cacing ini biasanya digunakan sebagai umpan pancing.

Metaphire Longa
Cacing ini memiliki warna tubuh berwarna hitam dan memiliki segmen nyata seperti sisik. Ukuran tubuhnya lebih besar jika dibandingkan dengan jenis cacing lokal lainnya dan bisa mencapai panjang 1,5 meter. Cacing yang biasa disebut cacing sondari ini seringkali terlihat menaiki batang pohon pada malam hari dan mengeluarkan suara lengkingan.

Tubifex sp.
Cacing sutera memiliki tubuh yang kecil, lunak, dan lembut seperti sutra. Cacing ini berukuran sekitar 1-2cm dan senang hidup berkelompok. Cacing sutera dapat ditemukan pada saluran air atau kubangan air berlumpur yang bergerak perlahan. Cacing sutera biasa digunakan untuk pakan ikan hias atau bibit ikan karena kandungan proteinnya yang tinggi.