Peternakan sapi perah
terbesar di Indonesia seluas 172 hektar dibuka di Wlingi, Blitar, Jawa Timur
pada Selasa (6/2/2018). Peternakan yang dikelola PT Greenfield Indonesia dan
dapat menampung 10.000 ekor sapi itu diharapkan dapat meningkatkan produksi
susu segar dalam negeri.
Menteri Perindustrian
Airlangga Hartanto yang ikut membuka peternakan mengatakan, Indonesia sampai
saat ini masih belum mampu mencukupi kebutuhan susu. Tahun 2016, kebutuhan
bahan baku susu segar dalam negeri untuk industri pengolahan susu adalah 3,7
juta ton. Namun, pasokan susu segar hanya 852 ribu ton alias 23 persen dari
kebutuhan. Sisanya, Indonesia masih harus mengimpor dalam bentuk susu skim,
butter milk powder, dan anhydroud milk fat.
Kami ingin meningkatkan
pasokan susu segar dalam negeri dari 23 persen menjadi 41 persen pada
2022," ungkap Airlangga. Bagi PT Greenfield Indonesia, peternakan sapi
perah ini merupakan yang kedua di Indonesia. Sebelumnya, produsen susu segar
dengan market share tertinggi di Indonesia itu telah memiliki peternakan sapi
perah di Babadan, Malang.
"Peternakan baru ini
kami harapkan bisa memenuhi permintaan Indonesia. Saat ini peningkatan permintaan
susu segar sedang naik," kata Edgar Collins, CEO AustAsia Dairy Group,
perusahaan yang memayungi Greenfield. Penambahan sapi perah untuk peternakan
baru ini akan dilakukan dalam beberapa tahap. Akhir 2018, peternakan baru ini
akan punya 7.266 sapi perah dengan kapasitas produksi 2,2 juta liter susu per
bulan. Selanjutnya, pada akhir 2019, diharapkan peternakan telah berisi 9.264
sapi perah dengan kapasitas produksi 3,8 juta liter susu per bulan. 2020,
diharapkan target 10.000 sapi perah dengan kapasitas produksi 4,1 juta liter
susu tercapai.
"Tahun ini Greenfield
berkontribusi sebesar 5 persen dari total produksi susu mentah Indonesia. Saat
peternakan ke-2 beroperasi secara penuh, kontribusi kami terhadap produksi susu
mentah Indonesia akan meningkat jadi 10 persen," ungkap Edgar.
Setelah memiliki 8
peternakan di China, Greenfield yang merupakan anak dari Japfa Group
menargetkan membuka 5 peternakan sapi perah di Indonesia. "Peternakan
ketiga mungkin akan dibuka dalam dua tahun ke depan. Yang selanjutnya kami
masih akan lihat lagi permintaan dan kebijakan," ungkap Edgar.
Darmanto Setiawan, Head of
Manufacturing PT Greenfield Indonesia juga mengatakan bahwa penambahan peternakan
ini sesuai dengan target perusahaan untuk meningkatkan variasi produk.
Saat ini, persentase
penjualan tertinggi Greenfield adalah susu pasteurisasi, yaitu 65 persen.
Sementara, banyak jenis produk susu yang belum tergarap. "Yang baru-baru
ini kita garap adalah susu UHT kemasan kecil, 250 ml dan 200 ml. Ini pangsa
pasarnya besar," katanya.
Greenfield juga mulai
menggarap produk yoghurt segar dan beragam jenis keju. Selain dari sisi
produksi, Greenfield juga akan mengembangkan peternakan sapi perah yang lebih
ramah lingkungan. Salah satunya adalah mencukupi kebutuhan listrik dari biogas
kotoran sapi. Edgar mengatakan, peternakan di China telah menerapkan teknologi
tersebut. "Tahapan berikutnya, Greenfield Farm 2 akan memiliki sistem
pembangkit listrik sendiri dengan kapasitas 1,5 MW," katanya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
Penulis : Yunanto Wiji Utomo
Editor : Shierine Wangsa Wibawa
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
Penulis : Yunanto Wiji Utomo
Editor : Shierine Wangsa Wibawa